بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Jika
anda melihat wakil rakyat yang sedang bersidang tertidur atau banyak anggota
wakil rakyat yang bolos tidak mengikuti sidang maka jangan menyangka bahwa
gajinya / upahnya kurang namun lebih kepada kelemahan
rasa tanggung jawab untuk memikul dan melaksanakan amanah , kelemahan pada rasa
pertanggunganjawab kepada Allah dan masyarakat yang diwakilinya dan juga kurang
bersyukur . Jika membicarakan gaji maka apakah gaji yang besar masih
kurang cukup bagi mereka ? . Cobalah bandingkan dengan penghasilan pemulung
maka belum tentu dalam sehari dapat menghasilkan uang Rp. 100 ribu . Bandingkan pula dengan penghasilan guru yang sekolah tempat
mengajarnya masih belum ada izin operasional maka para guru yang mengajar tidak
menerima gaji dari dana BOS dan tidak bisa ikut sertifikasi . Para guru
tersebut mengajar dengan tanpa di bayar pada tiap bulan sedangkan mereka
mempunyai tanggungan keluarga . Adakah di antara wakil rakyat yang peduli ? ,
yang jelas tidak ada karena para wakil rakyat yang ingin dihormati rakyat
bertugas di belakang meja , kunjungan kerja ke luar daerah atau negeri dengan
memakai uang rakyat dan mengendarai mobil yang harganya terbilang mahal dalam
pandangan rakyat kecil namun tidak semua wakil rakyat hanya mementingkan dirnya
sendiri . Dikatakan ingin dihormati rakyat karena di saat akan pemilu ,
para calon wakil rakyat berbondong – bondong mendatangi rakyat dengan pasang
mata , telinga dan badan seolah – olah benar – benar menjadi pembela dan penolong rakyat kemudian ketika
sudah menjabat menjadi lupa pada permasalahan rakyat karena tempat duduk yang
nyaman , ruangan ber AC , gaji yang besar dan bisa membeli rumah juga mobil .
Jika
para wakil rakyat punya perasaan yang peka terhadap permasalahan rakyat maka segala
permasalahan rakyat segera diupayakan untuk diselesaikan dan ada wujud / bukti
penyelesaian dan permasalahan rakyat tidak dibiarkan bertumpuk dan terbengkalai
.
Coba bandingkan dengan sejarah kepemimpinan khalifah Umar bin
Khattab ra. , beliau pada suatu malam menyamar dengan berpakaian seperti rakyat
kecil mengunjungi suatu perkampungan untuk mengetahui keadaan rakyatnya dan
tidak menunggu laporan dari bawahannya . Istilah saat ini adalah blusukan
pemimpin kepada rakyatnya . Hasil dari kunjungan tersebut adalah beliau
menjumpai ada sebuah keluarga yang hanya ada ibu dan anak – anaknya , sang ibu
tidak memiliki bahan makanan yang akan di masak sedang sang anak telah merintih
kelaparan . Sang ibu berpura – pura memasak padahal yang di masak hanyalah batu
, kemudian khalifah Umar bin Khattab bertamu kepada ibu tersebut dan menanyakan
keadaanya kemudian dijawab oleh ibu tersebut bahwa kini khalifah Umar bin
Khattab tidak lagi memperhatikan nasib rakyatnya . Ibu tersebut tidak tahu kalau
tamunya tersebut adalah khalifah Umar bin Khattab ra. . Umar bin Khattab
mendengar jawaban ibu tersebut seketika itu juga pamit pulang dan segera ke
Baitul Maal ( Departemen yang menumpulkan zakat dan sedekah baik yang diambil
dari kaum muslimin maupun kafir dzimmi , kalau saat ini biasa disebut “ BAZIS ”
) untuk mengambil sekarung makanan yang di pikul dan di antar sendiri ke rumah
ibu tersebut . Itulah contoh keteladanan seorang pemimpin .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar