بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Manusia
dalam menerima petunjuk bagaikan tanah dan batu . Ada tanah yang subur dan
kering tandus , ada batu yang ditumbuhi pepohonan dan ada batu yang tidak bisa
tumbuh pepohonan . Tanah yang terkena siraman air hujan maka tumbuhlah
rerumputan dan pepohonan namun ada juga yang tidak satupun tumbuhan yang hidup
. Batu walaupun keras namun ada yang hidup diatasnya rerumputan dan pepohonan
namun ada juga yang tidak satupun tumbuhan yang hidup . Adapun maksud dari
perumpamaan di atas :
Ø Manusia bagaikan tanah
Manusia
apabila di beri nasihat agama maka ajaran tersebut tersimpan di dada kemudian
diamalkan sehingga membuahkan pahala , terhapus dosa dan berakhir hidup bahagia
di surga . Ada juga manusia apabila di beri nasihat agama hanya masuk telinga
kanan keluar telinga kiri atau tidak tersimpan di dada namun ajaran agama
tersebut terkadang diamalkan namun lebih sering ditinggalkan sehingga merugikan
dirinya sendiri dan akan berakhir di neraka .
Ø Manusia bagaikan batu
Sifat
manusia yang keras kepala tidak mau menerima nasihat ajaran agama namun sekeras
apapun pendirian manusia dapat dihancurkan bagaikan batu yang selalu terkena
hempasan ombak air laut artinya manusia akan berubah pendiriannya apabila
selalu mendengarkan dan menerima nasihat ajaran agama walaupun pada awalnya
tidak mau menerima nasihat namun karena terbiasa mendapatkan nasihat agama
akhirnya akan berubah juga . Demikian halnya dengan manusia yang sudah tertutup
mata hatinya , kedua matanya dan kedua telinganya maka sudah tidak mungkin
dapat mendengarkan dan menerima nasihat ajaran agama karena mereka sudah
menolak bahkan menentang ajaran agama .