بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Pernahkah
terlintas dalam pikiran anda tentang :
Ø segala sesuatu adalah milik Allah termasuk ilmu . Allah telah berfirman
dalam surah Al ‘Alaq : 4 – 5 yang berbunyi :
الَّذِي عَلَّمَ
بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Artinya :
Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Bukankah ilmu milik Allah ?
lalu mengapa biaya untuk menuntut ilmu begitu besar dan mahal hingga tidak
mampu untuk dijangkau orang yang berpenghasilan rendah hingga menengah ? Bukankah
menuntut ilmu adalah hak setiap manusia ?
Dengan mahalnya biaya
pendidikan menunjukkan bahwa :
Pendidikan
hanya berhak untuk dinikmati orang kaya ,
Ilmu Allah
diperjualbelikan . Bukankah ada sebagian orang yang mengatakan : apabila ilmu
agama disampaikan dengan syarat ada imbalan uang kemudian dikatakan ilmu agama
diperjualbelikan sedangkan ilmu Allah bukan hanya ilmu agama dan untuk
memperoleh berbagai ilmu tersebut membutuhkan biaya yang besar dan mahal lalu
apakah batasan suatu ilmu dikatakan tidak diperjualbelikan ? Bukankah sebaiknya orang yang mengatakan ilmu agama
diperjualbelikan lebih baik diam apabila tidak mengetahui dengan pasti dasar
hukum dari Al Qur’an dan hadis sehingga tidak menimbulkan fitnah ?
Ø
anda menuntut ilmu hingga tingkat sarjana namun setelah lulus sukar
mendapat pekerjaan . Anda melihat orang – orang di sekitar tempat tinggal
kemudian menemukan bahwa ada orang yang hanya lulusan sekolah dasar / sekolah
menengah ternyata begitu mudah mendapat pekerjaan dan lebih sukses dari anda
atau orang – orang tersebut ada yang menjadi pengusaha . Berdasar kenyataan
tersebut kemudian muncul pemikiran bahwa untuk apa menuntut ilmu hingga
tingkat sarjana kalau pada akhirnya sukar mendapat pekerjaan dan tidak sukses ?
Untuk apa kuliah karena hanya menghamburkan uang dan membuat para dosen /
tenaga pengajar semakin tambah gemuk dan kaya .
Ø
anda berfikir bahwa hidup harus tampil modis , gaul dan banyak teman
sehingga pekerjaan mudah didapat dan keuangan mengalir deras . Apakah gaya
hidup modis , gaul dan banyak teman menjadi sandaran hidup ?
Apakah kalau gaya hidup tidak
modis , tidak gaul dan tidak banyak teman , tidak bisa mendapat pekerjaan ,
tidak bisa hidup normal seperti orang lain , tidak bisa kaya dan tidak bisa
memenuhi kebutuhan sehari – hari ? Bukankah yang memberi kehidupan dan rezki
adalah Allah , bukan gaya hidup modis , gaul dan banyak teman ?