Marilah berbagi ilmu karena bernilai sedekah . Sedikit ilmu namun diamalkan , itu lebih baik daripada banyak ilmu namun tidak diamalkan . Marilah kita memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan ilmu dan hargailah hasil karya orang lain . Teruslah berkarya walau di nilai kurang menarik karena mungkin bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkannya . Janganlah mencela hasil karya orang lain karena boleh jadi yang mencela tidak lebih baik dari yang di cela . Berupayalah mengamalkan ilmu karena ilmu yang tidak diamalkan adalah sia - sia dan tidak bermanfaat . Dari Al Fakir untuk seluruh insan . Sholawat dan Salam selalu terlimpahkan dengan istiqomah kepada Nabi Muhammad Saw. , Semoga bermanfaat baik di kehidupan dunia maupun akhirat !

Kamis, 08 Mei 2025

Dakwah Nabi Ibrahim

 

Kisah Dakwah Nabi Ibrahim

 

Kisah Nabi Ibrahim berdakwah kepada kaumnya yang menyembah berhala , diabadikan oleh Allah dalam surat Al Anbiya : 52 – 70 ( https://quran.com/id/para-nabi/52-70 )

Suatu hari Raja Namrud dan pengikutnya pergi keluar dari kampung halaman .

Mereka hendak melakukan upacara keagamaan, sehingga suasana gedung tempat berhala menjadi sepi. Kesempatan itu lantas digunakan oleh Ibrahim untuk menghancurkan berhala-berhala yang ada di dalamnya.

Sebelumnya, Ibrahim AS memang sudah berencana untuk menghancurkan para berhala. Hal ini dimaksudkan agar mereka berhenti menyembah berhala dan beriman kepada Allah SWT.

Akhirnya, Nabi Ibrahim AS memasuki gedung tempat berhala-berhala itu bersemayam. Dengan penuh semangat, Ibrahim AS menghancurkan satu persatu hingga menyisakan satu berhala yang paling besar.

Setelahnya, Nabi Ibrahim AS meletakkan kapaknya di leher berhala besar itu dalam keadaan menggantung. Ia lalu pulang kembali pulang ke rumahnya.

Ketika Raja Namrud dan para pengikutnya kembali, mereka sangat terkejut melihat berhala-berhala yang mereka sembah justru hancur. Mengetahui Ibrahim yang menghancurkan berhala tersebut, Raja Namrud kemudian memerintahkan para prajurit untuk menangkapnya.

Setelah berhasil ditangkap, Nabi Ibrahim dibawa ke pengadilan raja yang disaksikan oleh masyarakat umum. Sidang itu terbuka dengan tujuan rakyat mengetahui jalannya persidangan pelaku penghancuran berhala-berhala yang mereka sembah.

Raja Namrud bertanya, "Hai Ibrahim! Apakah kamu yang menghancurkan berhala-berhala itu?"

"Bukan," jawab Nabi Ibrahim cepat.

Raja Namrud yang geram lantas mendesak Ibrahim, "Jangan mungkir, hai Ibrahim! Akui saja perbuatanmu itu,"

"Tidak!" ujar Nabi Ibrahim sambil bersikukuh.

Jawaban itu justru memancing kemarahan sang raja. Akhirnya, Ibrahim AS melanjutkan ucapannya, "Baiklah, kita sama-sama berakal. Persoalan saat ini adalah mencari pelaku penghancuran berhala itu. Siapa yang telah memperlakukan berhala-berhala seperti itu. Sebetulnya, buktinya sudah ada. Sekarang di hadapan kita ada satu patung besar dan di lehernya tergantung kapak besar. Mungkin dialah pelakunya!"

Ucapan Nabi Ibrahim AS semakin membuat Raja Namrud marah. Ia berkata, "Hai Ibrahim! Kau banyak akal. Kau pikir aku dan rakyatku sebodoh itu? Mana mungkin patung bisa aku ajak bicara dan aku tanyakan siapa pelakunya. Kau terlalu bodoh, hai Ibrahim!"

"Hai Raja Namrud! Rupanya yang bodoh bukan aku, tapi engkau dan seluruh rakyatmu. Buktinya, patung yang tidak berdaya apa--apa, tidak bisa bicara, tidak bisa dimintai pertolongan, dan tidak bisa mendatangkan kebaikan dan kejelekan itu, engkau sembah dan engkau puja," kata Ibrahim AS menanggapi Raja Namrud.

Ia lalu melanjutkan, "Kalau engkau dan rakyatmu sudah tahu bahwa patung dan berhala yang kalian sembah itu tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat, dan tidak bisa dimintai pertolongan, mengapa kalian sembah dan kalian puja? Di hadapannya, kalian berdoa. Kalian meminta kebaikan dan keselamatan. Sudah jelas, patung-patung yang kalian sembah itu tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari bahaya kehancuran,"

Mendengar jawaban Nabi Ibrahim AS, Raja Namrud dan para pengikutnya merasa terpojok. Ucapan beliau memang masuk akal, sehingga mereka tidak bisa berkata-bata.

Namun, akhirnya secara serentak mereka menangkap Nabi Ibrahim AS dan hendak membakarnya. Seketika itu juga, Raja Namrud menyuruh rakyatnya mencari kayu bakar.

Atas izin Allah, ketika api dinyalakan justru Nabi Ibrahim AS tidak merasa panas. Sebaliknya, api tersebut malah menyejukkan Ibrahim. Hal ini termasuk ke dalam salah satu mukjizat yang Allah SWT berikan kepada beliau.




Posted by: Nama Blog magicmarketid, Updated at: 09.03.00